Kasus :
Saya
salah satu orang yang suka mendengarkan motivasi-motivasi bijak pak Mario Teguh
dalam acaranya Golden Ways. Saya merasa pernyataan-pernyataan yang di sampaikan
oleh pak Mario cukup membangun, dan dapat mengubah pola pikir saya tentang
suatu kejadian atau masalah dengan Cara penyampaian yang
digunakan,contoh-contoh konkret dalam kehidupan sehari hari. Beliau juga mampu
mengubah opini saya tentang suatu permasalahan ke arah yang lebih positif.
Pesona yang dimiliki pak Mario sebagai pembicara juga sangat berperan, sehingga
saya sebagai pendengar dapat terpengaruh dengan argument argument beliau
tentang suatu permasalahan. Sebesar apapun masalah yang ada pasti ada jalan
keluarnya, itulah inti dari setiap masalah yang selalu di bahas oleh beliau.
Beliau mampu mengarahkan pola pikir kita yang awalnya negatif tentang masalah
tersebut menjadi terbuka, tidak hanya melihat satu sisi yaitu sisi negatifnya
saja melainkan lebih menekankan pada sisi positif yang jelas-jelas lebih
membangun dan membantu dalam penyelesaian masalah tersebut.
Teori :
Characteristic of the Speakers
(Karakteristik dari Pembicara)
Beberapa karakteristik dari pembicara sangat penting
dalam penentuan bagaimana komunikasi persuasif :
1. Credibility
Jika kamu mendengarkan pidato mengenai
aritmatika, apakah kamu akan terpengaruh jika pidato diberikan kepada insinyur
atau mesin cuci piring? Elliot Aronson dan Burton Golden (1962) melakukan
eksperimen ini dan menemukan bahwa insinyur terpengaruh daripada mesin cuci
piring, walaupun mereka memberikan pidato yang sama. Sebenarnya, orang yang
sama memberikan pidato yang sama setiap waktu, hanya perkenalan mengenali
pekerjaannya berbeda.
Tetapi kredibilitas tidak seharusnya
membingungkan pada contoh sebelumnya dengan pendidikan yang tinggi, kepintaran,
status tinggi, atau kejadian yang menarik. Kuncinya apakah pembicara merupakan
seorang sumber informasi yang dapat dipercaya mengenai argumen spesifik yang
disajikan. Elaine Walster dan rekan kerjanya menampilkan eksperimen bagus yang
kuat membuat poin ini. Individu diberikan kliping surat kabar interview dengan
salah satunya mafia atau politikus. Sebagian dari peserta penelitian membaca
kliping yang mengemukakan lebih kepada perlakuan ringan kriminal oleh
pengadilan dan sebagian membaca argumen pada perlakuan yang tegas. Ketika mafia
mengemukakan pada perlakuan yang ringan, dia sama sekali tidak efektif dan
sebenarnya, sikap ini hampir berlawanan arah. Ketika mafia mengemukakan untuk
perlaakuan yang tegas, bagaimanapun, dia membujuk seperti seorang politikus.
2. Attractiveness
Pemikiran yang lain menjadi sama,
seorang pembicara yang menarik, populer, terkenal, dan menyenangkan akan lebih
efektif dalam merubah opini kita daripada pembicara yang tidak menarik.
Untungnya, kemampuan persuasif pembicara yang menarik kelihatan menjadi
terbatas secara relatif terhadap persoalan yang tidak penting.
3. Intent
Pembicara
biasanya lebih sedikit persuasif jika mereka jelas bermaksud mengubah
pandangan/opini kita terutama jika pembicara mempunyai sesuatu untuk mencapai
dengan mengubah pikiran kita. Misalnya, jika agen benda tidak bergerak
mengatakan bahwa dia ingin kamu membeli untuk menaikkan harga, mungkin kamu
tidak percaya. Di sisi lain, jika kamu ikut mendengar dua makelar barang di
pesta koktail mengatakan hal yang sama, pesannya mungkin akan menjadi lebih
persuasif karena tidak ada seorangpun yang berusaha meyakinkan atau membuat
komisi dari penjualan. Itulah alasan pernyataan di belakang “kamera
tersembunyi” termasuk pada iklan TV. Sejak orang-orang menduga tidak mengetahui
mereka di dalam kamera, mereka tidak kelihatan mencoba menjual sesuatu kepada
kita.
Analisa :
Saya
sangat terkesan dengan seorang motivator yang mempunyai pesona yang tinggi dan
cukup terkenal. Pernyataan pernyataan yang disampaikan mudah dimengerti.
Sehingga beliau mampu dengan mudah mengubah pola pikir kita yang awalnya kurang
baik dalam menanggapi suatu masalah menjadi lebih baik/positif dalam menanggapi
masalah tersebut. Kasus tersebut sesuai dengan teori tentang characteristic of
the speaker. Dimana dalam teori tersebut, seorang pembicara mempunyai tiga
tipe, yaitu: credibility, attractiveness, intent. Tetapi dalam kasus diatas pak
Mario masuk dalam teori Attractiveness, dimana dalam teori tersebut disebutkan
bahwa Pemikiran yang lain menjadi sama, seorang pembicara yang menarik,
populer, terkenal, dan menyenangkan akan lebih efektif dalam merubah opini kita
daripada pembicara yang tidak menarik. Untungnya, kemampuan persuasif pembicara
yang menarik kelihatan menjadi terbatas secara relatif terhadap persoalan yang
tidak penting. Sehingga para pendengar dapat mengubah pola pikirnya dengan
argument-argumen bijak yang di sampaikan oleh beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar