Rabu, 18 Juni 2014

Psikososial


Kasus :
            Saya salah satu orang yang suka mendengarkan motivasi-motivasi bijak pak Mario Teguh dalam acaranya Golden Ways. Saya merasa pernyataan-pernyataan yang di sampaikan oleh pak Mario cukup membangun, dan dapat mengubah pola pikir saya tentang suatu kejadian atau masalah dengan Cara penyampaian yang digunakan,contoh-contoh konkret dalam kehidupan sehari hari. Beliau juga mampu mengubah opini saya tentang suatu permasalahan ke arah yang lebih positif. Pesona yang dimiliki pak Mario sebagai pembicara juga sangat berperan, sehingga saya sebagai pendengar dapat terpengaruh dengan argument argument beliau tentang suatu permasalahan. Sebesar apapun masalah yang ada pasti ada jalan keluarnya, itulah inti dari setiap masalah yang selalu di bahas oleh beliau. Beliau mampu mengarahkan pola pikir kita yang awalnya negatif tentang masalah tersebut menjadi terbuka, tidak hanya melihat satu sisi yaitu sisi negatifnya saja melainkan lebih menekankan pada sisi positif yang jelas-jelas lebih membangun dan membantu dalam penyelesaian masalah tersebut.

Teori :
            Characteristic of the Speakers (Karakteristik dari Pembicara)
Beberapa karakteristik dari pembicara sangat penting dalam penentuan bagaimana komunikasi persuasif :
1.      Credibility
Jika kamu mendengarkan pidato mengenai aritmatika, apakah kamu akan terpengaruh jika pidato diberikan kepada insinyur atau mesin cuci piring? Elliot Aronson dan Burton Golden (1962) melakukan eksperimen ini dan menemukan bahwa insinyur terpengaruh daripada mesin cuci piring, walaupun mereka memberikan pidato yang sama. Sebenarnya, orang yang sama memberikan pidato yang sama setiap waktu, hanya perkenalan mengenali pekerjaannya berbeda.
Tetapi kredibilitas tidak seharusnya membingungkan pada contoh sebelumnya dengan pendidikan yang tinggi, kepintaran, status tinggi, atau kejadian yang menarik. Kuncinya apakah pembicara merupakan seorang sumber informasi yang dapat dipercaya mengenai argumen spesifik yang disajikan. Elaine Walster dan rekan kerjanya menampilkan eksperimen bagus yang kuat membuat poin ini. Individu diberikan kliping surat kabar interview dengan salah satunya mafia atau politikus. Sebagian dari peserta penelitian membaca kliping yang mengemukakan lebih kepada perlakuan ringan kriminal oleh pengadilan dan sebagian membaca argumen pada perlakuan yang tegas. Ketika mafia mengemukakan pada perlakuan yang ringan, dia sama sekali tidak efektif dan sebenarnya, sikap ini hampir berlawanan arah. Ketika mafia mengemukakan untuk perlaakuan yang tegas, bagaimanapun, dia membujuk seperti seorang politikus.
2.      Attractiveness
Pemikiran yang lain menjadi sama, seorang pembicara yang menarik, populer, terkenal, dan menyenangkan akan lebih efektif dalam merubah opini kita daripada pembicara yang tidak menarik. Untungnya, kemampuan persuasif pembicara yang menarik kelihatan menjadi terbatas secara relatif terhadap persoalan yang tidak penting.

3.      Intent
Pembicara biasanya lebih sedikit persuasif jika mereka jelas bermaksud mengubah pandangan/opini kita terutama jika pembicara mempunyai sesuatu untuk mencapai dengan mengubah pikiran kita. Misalnya, jika agen benda tidak bergerak mengatakan bahwa dia ingin kamu membeli untuk menaikkan harga, mungkin kamu tidak percaya. Di sisi lain, jika kamu ikut mendengar dua makelar barang di pesta koktail mengatakan hal yang sama, pesannya mungkin akan menjadi lebih persuasif karena tidak ada seorangpun yang berusaha meyakinkan atau membuat komisi dari penjualan. Itulah alasan pernyataan di belakang “kamera tersembunyi” termasuk pada iklan TV. Sejak orang-orang menduga tidak mengetahui mereka di dalam kamera, mereka tidak kelihatan mencoba menjual sesuatu kepada kita.

Analisa :

            Saya sangat terkesan dengan seorang motivator yang mempunyai pesona yang tinggi dan cukup terkenal. Pernyataan pernyataan yang disampaikan mudah dimengerti. Sehingga beliau mampu dengan mudah mengubah pola pikir kita yang awalnya kurang baik dalam menanggapi suatu masalah menjadi lebih baik/positif dalam menanggapi masalah tersebut. Kasus tersebut sesuai dengan teori tentang characteristic of the speaker. Dimana dalam teori tersebut, seorang pembicara mempunyai tiga tipe, yaitu: credibility, attractiveness, intent. Tetapi dalam kasus diatas pak Mario masuk dalam teori Attractiveness, dimana dalam teori tersebut disebutkan bahwa Pemikiran yang lain menjadi sama, seorang pembicara yang menarik, populer, terkenal, dan menyenangkan akan lebih efektif dalam merubah opini kita daripada pembicara yang tidak menarik. Untungnya, kemampuan persuasif pembicara yang menarik kelihatan menjadi terbatas secara relatif terhadap persoalan yang tidak penting. Sehingga para pendengar dapat mengubah pola pikirnya dengan argument-argumen bijak yang di sampaikan oleh beliau. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar