Pedagogi dan Androgogi
Pengertian Pedagogi yaitu teori
belajar untuk masa kanak kanak dimana orang dewasa akan mengambil tanggung
jawab untuk memberikan keputusan, sedangkan Androgogi adalah teori belajar yang
dikembangkan untuk kebutuhan khusus orang dewasa.
Pada waktu saya
masih sekolah (SMP), sistem belajar yang digunakan masih bersifat pasif. Dimana
guru yang memberikan control dalam proses belajar. Gaya pembelajarannya juga
masih terikat. Guru mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses belajar. Sehingga
siswa kurang ‘berpengalaman’ karena guru yang sangat berperan aktif dalam
proses pembelajarannya. Pengalaman yang diperoleh siswa juga sangat terbatas, Karena
peran siswa yang tidak terlalu dominan. Pada masa sekolah tersebut juga ada
istilah ‘siswa’ atau ‘anak didik’. Sistem pembelajarannya juga berpusat pada
isi dan pengetahuannya bersifat teoritis. Tujuan dari proses belajar tersebut
juga di atur oleh guru. Di masa menduduki bangku sekolah, guru yang sangat
berperan. Guru yang memberikan instruksi, memegang control, dan sumber
utama yang memberikan ide ide dan contoh
contoh dalam pengetahuan kita. Pedagogi sangat dominan untuk kasus tersebut. Dimana
perencanaan diatur oleh guru. Tugas perkembangannya juga bersifat tekanan social.
Siswa di tuntut untuk mengerjakan sesuatu, bukan dengan kesadarannya sendiri. Siswa
masih harus diberikan instruksi yang jelas dan tegas. Orientasi belajar yang
digunakan berpusat pada substansi mata pelajaran. Konsep diri juga masih
bergantung, belum mampu mengerti atau mengerjakan semua hal sendiri. Evaluasi yang
dilakukan masih dibawah pengawasan oleh guru.
Berbeda dengan
sekarang yang sudah mulai memasuki tahapan dewasa, dimana sudah mengambil
tanggung jawab untuk memberikan keputusan terhadap suatu masalah. Pada tahap
Androgogi ini mempunyai banyak perubahan dari masa masa pedagogi yang
sebelumnya. Untuk orientasi sebagai seorang mahasiswa, saya mempunyai peran
yang sangat aktif dalam pembelajaran. Dimana guru tidak lagi memberikan
perintah perintah yang detail seperti pada masa sekolah dulu. Sebagai seorang
mahasiswa gya pembelajarannya tidak lagi terikat, tetapi sudah bebas. Dimana dalam
masa ini di tekankan pada tahap kesadaran diri. Mahasiswa bukan hanya sekedar
status tetapi sebagai seorang mahasiswa juga mempunyai tanggung jawab yang
besar. Pembelajarannya juga disebut ‘peserta didik’ atau ‘warga belajar’. Keterlibatan
atau kontribusi ‘peserta didik’ sangat penting. Informasi tidak hanya diperoleh
satu arah saja atau dari dosen saja. Tetapi harus mencari sumber sumber lain
yang dapat membangun pengetahuan kita. Seperti buku, internet, dll. Dosen hanya
berfungsi sebagai Fasilitator saja. Konsep diri pada tahap Androgogi ini pada
peningkatan arah diri atau kemandirian, dimana seseorang harus mempu
menyelesaikan sesuatu sendiri, tidak hanya mengaharapkan perintah dari orang
lain. Orientasi belajar yang digunakan juga berpusat pada masalah yang
dihadapi. Kegiatan yang digunakan juga bersifat penyelidikan, yaitu seseorang
tersebut yang mencari jalan keluar, berperan aktif dalam pemecahan masalah
tersebut. Tugas perkembangannya juga bersifat peranan social, dimana sebagai
seorang mahasiswa status tersebut tidak hanya sebatas status. Tetapi harus
mempertanggung jawabkan status tersebut sebagai mahasiswa. Bertindak sebagai seorang
mahasiswa, kritis, dan aktif. Perencanaan nya berupa reksa (mutual) diagnosis
diri, dimana pada situasi ini seseorang mampu mengendalikan atau menilai
dirinya sendiri untuk mencapai tujuan atau rencana dari seseorang tersebut. Sistem
pembelajarannya juga bersifat kolaborasi atau bisa disebut berkelompok. Tidak hanya
dalam kegiatan formal saja, sebagai mahasiswa kita juga harus mempunyai
kesiapan di bagian informal juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar