TEORI VYGOTSKY
Lev vygotsky (1896-1934) percaya
bahwa anak aktif dalam menyusun pengetahuan mereka. Fokus utama vygotsky adalah
kompleks sosial, kultural, dan sejarah dimana seorang anak menjadi dirinya
sendiri. Ia berpendapat bahwa untuk memahami perkembangan kognitif, seseorang
harus melihat kepada proses sosial yang menjadi sumber pikiran anak. Anak anak
belajar melalui interaksi sosial. Aktifitas bersama membantu anak untuk
menanamkan cara berfikir dan bersikap masyarakat mereka dan menjadikan semua
itu sebagai caranya sendiri. Menurut Vygotsky, orang dewaasa seharusnya
membantu mengarahkan dan mengorganisasi proses pembelajaran anak sebelum si anak
mampu menguasai dan menginternalisasinya.
Bimbingan ini
sangat efektif dalam membantu anak dalam melewati zone of proximal development (ZPD
/ zona perkembangan antara / proksimal). ZPD adalah istilah Vygotsky untuk serangkaian
tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi dapat dipelajari
dengan bantuan dari orang dewasa atau anak yang lebih mampu. Anak yang berada
dalam ZPD dari suatu tugas hamper dapat, namun tidak memadai, melaksanakan
tugas tersebut seorang diri . maka dengan bimbingan yang tepat, mereka akan
dapat melaksanakan semuanya dengan sukses.contohnya seperti, pada waktu saya kelas
1 SD, saya diwajibkan untuk bisa membaca. Menurut saya membaca itu sulit, oleh
sebab itu orang tua saya juga mengambil peran dalam mengajari saya membaca. Orang
tua saya memulai dengan mengeal huruf. Mereka membantu saya dalam mengenali
setiap huruf - huruf , dan bagaimana cara melafalkannya. Kemudian orang tua
saya mulai merangkai huruf demi huruf tersebut menjadi sebuah kata, dan
mengkombinasikan kata kata tersebut dengan gambar. Saya mulai
mengidentifikasikan kata tersebut dengan gambar. Seperti ibu saya merangkai
sebuah kata yaitu B-O-L-A dan menggambarkan sebuah lingkaran yang bermotif
seperti bola. Disaat saya sudah mulai mempu mengeja setiap huruf huruf yang
membentuk kata tersebut, ibu saya merangkai kata kata dan membentuknya menjadi
sebuah kalimat. Hal tersebut membuat saya terlatih dalam mengeja dan membantu
saya untuk memenuhi syarat sebagai seorang siswa yaitu harus mampu membaca
dengan benar. Untuk belajar membaca itu saya memerlukan bantuan oran dewasa
(orang tua) atau orang yang lebih mampu.
Scaffholding
erat kaitannya dengan gagasan Zona Of Proximal Development ( ZPD ). Scaffholding
adalah suatu dukungan temporer yang diberikan oleh orang tua, guru, dan yang
lainnya kepada anak untuk membantu anak melakukan suatu tugas sampai si anak
mampu melakukan tugasnya sendiri . Selama
sesi pengajaran, orang yang lebih ahli ( guru atau murud yang lebih mampu )
menyesuaikan jumlah bimbingannya dengan level kinerja murid yang telah dicapai.
Saat kemampuan murid meningkat, maka semakin sedikit bimbingan yang diberikan. Contoh
dari scaffholding ini seperti kita sedang belajar mengendarai sebuah sepeda. awalnya
kita tidak langsung menggunakan 2 roda, mungkin kita menggunakan dua roda
pembantu yang dipasang dibelakang, atau bahkan kita dibantu oleh orang dewasa,
orang tua, atau orang yang lebih mampu daripada kita. Lama kelamaan orang tua
pasti melepaskan tangannya dari kita. Dan membiarkan kita untuk bias mengendarai
sebuah sepeda tersebut. Walaupun kadang kita terjatuh untuk belajar mengendarai
sepeda, kejadian tersebut dapat dijadikan sebagai motivasi agar kita lebih
berhati hati, berkonsentrasi, dan lain lain. Dan dari kejadian tersebut kita
dapat belajar untuk bias menyelesaikan suatu tugas sendiri.
Kelompok 7
Ririn Hap Sari (11-1030
Dedy Qalbu Hadi (13-011)
Nurul Nia (13-071)
Marsela Aritonang (13-091)
Fannnisa Fitri (13-099)