Sabtu, 22 Maret 2014

Teori Vygosky


TEORI VYGOTSKY


                Lev vygotsky (1896-1934) percaya bahwa anak aktif dalam menyusun pengetahuan mereka. Fokus utama vygotsky adalah kompleks sosial, kultural, dan sejarah dimana seorang anak menjadi dirinya sendiri. Ia berpendapat bahwa untuk memahami perkembangan kognitif, seseorang harus melihat kepada proses sosial yang menjadi sumber pikiran anak. Anak anak belajar melalui interaksi sosial. Aktifitas bersama membantu anak untuk menanamkan cara berfikir dan bersikap masyarakat mereka dan menjadikan semua itu sebagai caranya sendiri. Menurut Vygotsky, orang dewaasa seharusnya membantu mengarahkan dan mengorganisasi proses pembelajaran anak sebelum si anak mampu menguasai dan menginternalisasinya.

            Bimbingan ini sangat efektif dalam membantu anak dalam melewati zone of proximal development (ZPD / zona perkembangan antara / proksimal).  ZPD adalah istilah Vygotsky untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dari orang dewasa atau anak yang lebih mampu. Anak yang berada dalam ZPD dari suatu tugas hamper dapat, namun tidak memadai, melaksanakan tugas tersebut seorang diri . maka dengan bimbingan yang tepat, mereka akan dapat melaksanakan semuanya dengan sukses.contohnya seperti, pada waktu saya kelas 1 SD, saya diwajibkan untuk bisa membaca. Menurut saya membaca itu sulit, oleh sebab itu orang tua saya juga mengambil peran dalam mengajari saya membaca. Orang tua saya memulai dengan mengeal huruf. Mereka membantu saya dalam mengenali setiap huruf - huruf , dan bagaimana cara melafalkannya. Kemudian orang tua saya mulai merangkai huruf demi huruf tersebut menjadi sebuah kata, dan mengkombinasikan kata kata tersebut dengan gambar. Saya mulai mengidentifikasikan kata tersebut dengan gambar. Seperti ibu saya merangkai sebuah kata yaitu B-O-L-A dan menggambarkan sebuah lingkaran yang bermotif seperti bola. Disaat saya sudah mulai mempu mengeja setiap huruf huruf yang membentuk kata tersebut, ibu saya merangkai kata kata dan membentuknya menjadi sebuah kalimat. Hal tersebut membuat saya terlatih dalam mengeja dan membantu saya untuk memenuhi syarat sebagai seorang siswa yaitu harus mampu membaca dengan benar. Untuk belajar membaca itu saya memerlukan bantuan oran dewasa (orang tua) atau orang yang lebih mampu.

            Scaffholding erat kaitannya dengan gagasan Zona Of Proximal Development ( ZPD ). Scaffholding adalah suatu dukungan temporer yang diberikan oleh orang tua, guru, dan yang lainnya kepada anak untuk membantu anak melakukan suatu tugas sampai si anak mampu melakukan tugasnya sendiri .  Selama sesi pengajaran, orang yang lebih ahli ( guru atau murud yang lebih mampu ) menyesuaikan jumlah bimbingannya dengan level kinerja murid yang telah dicapai. Saat kemampuan murid meningkat, maka semakin sedikit bimbingan yang diberikan. Contoh dari scaffholding ini seperti kita sedang belajar mengendarai sebuah sepeda. awalnya kita tidak langsung menggunakan 2 roda, mungkin kita menggunakan dua roda pembantu yang dipasang dibelakang, atau bahkan kita dibantu oleh orang dewasa, orang tua, atau orang yang lebih mampu daripada kita. Lama kelamaan orang tua pasti melepaskan tangannya dari kita. Dan membiarkan kita untuk bias mengendarai sebuah sepeda tersebut. Walaupun kadang kita terjatuh untuk belajar mengendarai sepeda, kejadian tersebut dapat dijadikan sebagai motivasi agar kita lebih berhati hati, berkonsentrasi, dan lain lain. Dan dari kejadian tersebut kita dapat belajar untuk bias menyelesaikan suatu tugas sendiri.
           

Kelompok 7
Ririn Hap Sari (11-1030
Dedy Qalbu Hadi (13-011)
Nurul Nia (13-071)
Marsela Aritonang (13-091)
Fannnisa Fitri (13-099)


Rabu, 12 Maret 2014

Psikologi Pendidikan dan Teknologi

TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Pendidikan dan teknologi merupakan dua hal berbeda yang saling berhubungan. Dalam kasus ini teknologi mempunyai peran penting dalam pendidikan. Teknologi bukan hanya membantu anak-anak belajar lebih efektif, tetapi kemajuan teknologi juga dapat membuat anak malas belajar. Contohnya seorang anak yang belum pernah mengenal komputer. Suatu hari orangtuanya memberikan dia komputer sepaket dengan modem, printer dan perlengkapan pendukung lainnya. Anak tersebut merasa bahwa komputer yang dia punya adalah barang yang ‘waw’ sehingga ia ingin menguasai semua hal hal mengenai komputer. Dia mulai menginstal program, mencoba permainan yang ada di komputer tersebut, dan lain sebagainya. Awalnya orangtua dari anak tersebut merasa bahwa anak itu hanya tertarik pada komputer sehingga mereka tidak memarahi anaknya ketika anak tersebut menghabiskan waktu hamper sepanjang hari hanya didepan komputer. Akan tetapi lama kelamaan anak tersebut semakin tidak bias memahami waktunya dan menjadi malas belajar. Anak itu menganggap bahwa menggunakan komputer adalah suatu hal yang menarik dibandingkan dengan belajar, hal ini membuat prestasi dari anak tersebut turun padahal orangtua dari anak tersebut memberikan komputer untuk memajukan prestasi anaknya. Di zaman sekarang ini tidak jarang kita temui dalam proses belajar menggunakan teknologi, beberapa sekolah sudah memfasilitasi komputer dan internet dalam proses belajar mengajar disekolah. Dengan adanya teknologi tersebut para pelajar dan pengajar mampu memperoleh informasi ter-update dengan menggunakan internet yang disediakan. Kelebihan dari kemajuan teknologi lainnya, yaitu kita mampu dengan mudah dan cepat dalam memperoleh informasi, dapat menghemat waktu, dan lain lain. Dalam kemajuan teknologi tidak hanya hal yang positif, tetapi juga mempunyai hal yang negatif. Kemajuan teknologi ini juga mampu membuat anak-anak malas membaca buku , karena dengan mudahnya memperoleh informasi di internet sehingga membuat anak-anak malas mencari di buku. Disinilah terlihat salah satu efek negatif dari kecangihan teknologi terhadap dunia pendidikan. Siswa kehilangan kemampuan untuk mempertanggungjawabkan apa yang dia tulis. Dengan kemajuan teknologi juga dapat membuat anak-anak kurang dalam bersosialisasi, malas berinteraksi dengan orang lain, sibuk dengan gadgetnya masing-masing.Secara tidak langsung contoh kasus ini menggambarkan akan refleksi diri kita dalam menghadapi dunia. Dalam hal ini psikologi pendidikan dapat berfungsi sebagai pengarah pada murid terutama pada guru yang berfungsi sebagai pendidik. Guru yang efektif mengembangkan keahlian teknologi dan mengintegrasikan komputer kedalam proses belajar dikelas. Integrasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid, termasuk kebutuhan mempersiapkan murid untuk mencari pekerjaan di masa depan, yang akan sangat membutuhkan keahlian teknologi dan keahlian berbasis komputer. Teknologi sangat efektif untuk mengajar. Contohnya murid dapat memperoleh informasi dengan cepat, akan tetapi jika pemberian informasi masih bisa dilakukan dengan cara komunikasi secara langsung, maka akan lebih baik jika dilakukan ecara langsung. Ke-praktisan tidak selalu membawa ke dalam hal yang positif, oleh sebab itu kita harus mempunyai prinsip, bahwa ‘kita yang menguasai teknologi, bukan teknologi yang menguasai kita’ . Guru yang efektif tahu cara menggunakan komputer dan cara mengajar murid untuk menggunakan komputer dan cara mengajar murid untuk menggunakan komputer untuk menulis dan berkreasi. Guru yang efektif bias mengevaluasi efektivitas game instruksional dan simulasi komputer, tahu cara menggunakan dan mengajari murid untuk menggunakan alat-alat komunikasi melalui computer seperti internet, dan lain sebagainya.